Megahnya Balai Adat Amin Adet Pelencau Apui di Kampung Tepian Buah, yang Diresmikan Bupati

Foto: Bupati kala meresmikan bal;ai adat kampung Tepian Buah

TANJUNG REDEB – Musyawarah Besar ke-5 Kerukunan Dayak Kenyah Lepoq Jalan (KDKLJ) Kaltim-Kaltara di Kampung Tepian Buah, Kecamatan Segah pada Selasa (9/7/2024) kemarin tidak hanya menjadi ajang diskusi strategis, tetapi juga momentum bersejarah dengan peresmian Balai Adat Amin Adet Pelencau Apui oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas.

“Saya sangat berharap balai adat ini akan memberikan manfaat besar dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan bagi masyarakat,” ungkap Sri Juniarsih Mas pada Rabu (10/7/2024).

Baca Juga  Bupati Sri Juniarsih Salurkan Bansos Bagi Lansia dan Anak Yatim Piatu

Selain meresmikan balai adat, Sri Juniarsih Mas juga menyatakan komitmennya untuk memberikan dukungan moril dan materil kepada penyelenggara serta berjanji untuk selalu mendukung acara seni budaya di Kabupaten Berau.

“Pemanfaatan balai adat ini diharapkan akan menjadi pusat kegiatan budaya, sejalan dengan festival dan agenda kebudayaan lainnya di Kabupaten Berau, terutama untuk suku Dayak,” ucapnya.

Kepala Kampung Tepian Buah, Surya Emi Susanti, mengungkapkan perjuangan panjang dalam pembangunan balai adat tersebut, terutama dalam hal mendapatkan bahan baku kayu yang kualitasnya terbaik.

Baca Juga  Bupati Minta Bapenda Lebih Masif Sosialisasi SPPT PBB-P2

“Kami mengalami kesulitan karena hutan di sekitar kami sudah habis, namun akhirnya kami berhasil memperoleh kayu dari Kampung Long Laai dan Long Ayap,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pembangunan Balai Adat Kampung Tepian Buah, Amay Ngang Iban, menjelaskan bahwa proses pembangunan dimulai sejak tahun 2017 dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk sumbangan sukarela dari warga dan bantuan dari komunitas sekitar.

Baca Juga  Bupati Sebut Tahun ini Pemkab Bangun Jalan Bohe Silian Maratua, Dananya 13 Miliar

“Anggaran awal yang direncanakan sebesar Rp 4,7 miliar, namun realisasi pengeluaran mencapai Rp 5,7 miliar untuk membangun balai adat berukuran 34×56 meter ini,” tambahnya.

Amay menuturkan bahwa semangat gotong royong sangat tinggi di antara warga, yang terlihat dari sumbangan kayu dan iuran sukarela yang terkumpul dari masyarakat setempat.

“Dengan berdirinya balai adat yang megah ini, kami berharap dapat memperkuat solidaritas dan kebersamaan di antara seluruh masyarakat,” pungkasnya.(adv)

Reporter: Diva