Wisata Air Panas Pemapak Menjadi Destinasi Unggulan, Fasilitas Terus Dilengkapi
Berau – Wisata Air Panas Pemapak di Kecamatan Biatan telah menjadi salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Berau. Pemerintah daerah terus melengkapi fasilitas pendukung untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menarik lebih banyak wisatawan.
Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir, melalui Staf Teknis Andi, menjelaskan bahwa pembangunan Wisata Air Panas Pemapak merupakan bagian dari rencana induk pembangunan yang sesuai dengan visi-misi Bupati Berau. Sejak dibangun pada 2023, jumlah kunjungan ke destinasi wisata ini terus meningkat, dan jumlah retribusi yang berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berau juga meningkat tajam hingga mencapai 200 persen pada 2024.
Meskipun pembangunan destinasi wisata ini belum usai, pemerintah daerah terus melanjutkan pembangunan dengan total pagu diperkirakan mencapai Rp 3,5 miliar. Pembangunan ini meliputi pembangunan jalur tracking ke belakang, kios cindera mata, penataan sungai, pengamanan mata air inti, penerangan di malam hari, gazebo dengan ukuran yang lebih besar, serta pembangunan taman rekreasi anak dan kolam buatan.
“Pembangunan destinasi wisata ini masih terus berlanjut. Kami akan membangun jalur tracking ke belakang sampai pintu keluar, karena saat ini jalur masuk dan keluar masih di pintu yang sama,” ungkap Andi.
Penataan sungai juga menjadi prioritas utama dalam pembangunan ini, karena sungai masih berupa lumpur dan perlu diperbaiki untuk meningkatkan keindahan alam sekitar. “Yang paling besar bobotnya itu penataan sungai. Itu masih lumpur tuh. Akan kami rapikan. Supaya lebih bagus,” jelasnya.
Dalam pengelolaan destinasi Wisata Air Panas Pemapak, pemerintah daerah melibatkan pemerintah kampung dengan BUMDES-nya bersama Pokdarwis yang ada. Kerja sama ini membuat pengelolaan destinasi wisata menjadi lebih efektif dan efisien. “Mereka itu betul-betul menjadi satu kesatuan. Makanya hampir tidak ada keluhan. Kalau ramai pengunjung misalnya mereka nambah orang. Supaya kebersihan WC dan semuanya itu bisa terjaga,” beber Andi.
Andi juga menjelaskan bahwa pembangunan destinasi wisata harus dibangun di atas prinsip kehati-hatian, dengan melakukan analisis kepariwisataan yang jelas terlebih dahulu. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pembangunan destinasi wisata antara lain keamanan lahan, potensi kunjungan, kesiapan masyarakat mengelola, dan kemampuan anggaran.
Ke depan, Disbudpar berharap pemerintah daerah terus konsisten dengan kebijakan menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan di samping pertambangan batubara. Kerja sama lintas sektor juga perlu terus terjalin agar pembangunan pariwisata terus membaik. “Jadi, kami selalu bekerja sama lintas sektor, melibatkan semua pihak tidak hanya sesama pemerintah tetapi juga akademisi mitra kami seperti UNMUL. Kami minta saran,” tandas Andi.
Dengan demikian, Wisata Air Panas Pemapak diharapkan dapat terus berkembang menjadi destinasi unggulan dan memberikan kontribusi besar pada PAD Berau. (*/)