Posyandu Balita dan Lansia Harus Terus Diaktifkan
TANJUNG REDEB – Intervensi pencegahan stunting terus dilakukan Pemkab Berau. Salah satu kegiatan yang dianggap mampu memberikan edukasi dan sosialisasi terkait stunting kepada masyarakat yakni posyandu. Kegiatan posyandu diharapkan dapat aktif, sehingga bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk pencegahan stunting.
“Kita tahu bahwa salah satu kunci keberhasilan penanganan stunting berawal dari deteksi dini kasus dan edukasi pencegahan oleh para kader Posyandu,” kata Bupati Berau Sri Juniarsih.
Posyandu menjadi salah satu elemen strategis guna mencapai target penurunan angka stunting itu. Hal itu berdasarkan jenis intervensi spesifik pencegahan dan penanggulangan stunting, pada masa sebelum kelahiran dan banyaknya anak usia 0-23 bulan yang ditangani di Posyandu.
Beberapa kegiatan posyandu yang sejalan dengan pencegahan adalah, konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri dan ibu hamil, edukasi pemberian ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan, juga pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang kaya protein hewani bagi baduta (anak di bawah dua tahun), tata laksana balita dengan masalah gizi, imunisasi, dan edukasi gizi bagi remaja, ibu hamil, dan keluarga.
“Selain itu, saya juga minta para kader posyandu secara aktif terus melakukan edukasi terkait stunting, bagi warga di wilayahnya untuk mencegah timbulnya kasus stunting baru,” tegasnya.
Peran posyandu dalam memberikan berbagai pelayanan kepada sasaran di seluruh siklus usia mulai dari anak-anak, remaja, ibu hamil, usia produktif dan lansia harus terus diperkuat.
Sehingganya, dibutuhkan kerjasama Kepala Kampung, Lurah, serta Kader Posyandu untuk mendukung penyelenggaraan posyandu, dengan menggerakkan dan serta menyediakan fasilitas bagi masyarakat sesuai kewenangannya untuk datang ke Posyandu.(adv)
Reporter: Diva