Lahan Kakao Rusak Akibat Banjir, Disbun Berau Utamakan Pemulihan Sebelum Lanjutkan Proyek Investasi
BERAU. Rencana pembangunan pabrik kakao di Kabupaten Berau yang sebelumnya telah menunjukkan tanda-tanda kemajuan kini tertunda akibat bencana banjir yang melanda hampir 50 persen wilayah potensial penghasil kakao di Bumi Batiwakkal. Banjir tersebut menyebabkan gagal panen dan banyak tanaman kakao yang mati, sehingga Dinas Perkebunan (Disbun) Berau saat ini lebih memprioritaskan upaya pemulihan lahan kakao yang terdampak banjir.
Kepala Disbun Berau, Lita Handini, menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan pendataan secara menyeluruh dan menggali komitmen petani untuk kembali mengembangkan kakao. “Kita jaga supaya petani konsisten saja. Karena gagal panen ini bisa menyebabkan semangat mereka mengendur sehingga pindah ke komoditas lain,” kata Lita. Disbun Berau juga akan memberikan bantuan pupuk kepada petani sebagai upaya pemulihan tanaman kakao yang mengalami stres tingkat tinggi akibat banjir. Beberapa wilayah potensial penghasil kakao yang terdampak banjir cukup parah dan telah didata meliputi kampung-kampung di Bantaran Sungai Kelay.
Lita mengakui bahwa rencana jumpa dengan investor Jepang yang hendak berinvestasi dalam pembangunan pabrik kakao di Berau juga tertunda akibat banjir ini. Namun, pihaknya berencana untuk meyakinkan investor bahwa ada solusi lain, seperti mencari alternatif lahan-lahan yang tidak terdampak banjir.
Sebelumnya, Disbun Berau telah berkoordinasi dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) untuk mendatangkan investor Jepang tersebut. Pemkab Berau juga siap menyediakan lahan yang clear dan clear (CnC) dan kemudahan perizinan sebagai fasilitasi investasi. (*/)