Bersinarnya Bank Sampah Binaan PLN UIP KLT yang Ubah Nasib Warga Amintri, Perempuan Penjaga Lingkungan
BALIKPAPAN – Dimulai pada awal 2022 lalu. Ketika ibu-ibu di Pembinaan Kelompok Kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (Poktan PKK) RT 17 Kelurahan Damai Baru, Balikpapan Selatan menginisiasi gerakan mengumpulkan sampah rumah tangga. Sampah yang dianggap masih bernilai rupiah dibawa ke setiap pertemuan sebulan sekali. Setelah cukup terkumpul, mereka pun menjualnya 3-4 bulan sekali kepada pengepul. Dari kegiatan ini, terbentuklah bank sampah. Upaya menjaga bumi dari tumpukan sampah itu dimulai dari tangan-tangan warga yang peduli terhadap lingkungan sekitar mereka.
Hingga pada Oktober 2022 muncul informasi adanya lomba Clean, Green and Healthy (CGH) dari Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan. Lomba ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi warga Balikpapan dalam mengelola sampah domestiknya. Namun bukannya bersemangat, kegiatan mengumpulkan sampah oleh ibu-ibu Poktan PKK justru berhenti.
Akhirnya, pada Mei 2023 seorang ibu bernama Amintri bergerak secara mandiri mengambil alih kegiatan mengumpulkan sampah. Setelah diskusi alot dengan pihak kelurahan, Ketua Poktan PKK RT 17 pun akhirnya memeroleh Surat Keputusan (SK) Pembentukan Bank Sampah Unit (BSU) Selaras Alam. Sebagai ketua, dirinya pun menghidupkan kembali pengumpulan sampah di RT-nya.
“Kami coba ambil alih untuk menghidupkan kembali bank sampah ini. Awalnya sampah itu dikumpulkan setiap akhir pekan dengan memanfaatkan teras rumah saya sendiri. Mulai dari 0 nasabah, hingga saat ini mencapai 58 nasabah,” ucap Amintri, Jumat (23/3).
Di tahun yang sama, usaha Amintri berbuah manis. BSU Selaras Alam menerima bantuan program pembinaan BSU dari PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT). Program ini diberikan kepada BSU yang dinilai aktif dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah domestik. Dengan memberikan bantuan simultan kepada BSU Selaras Alam. Mulai dari alat tulis kantor sampai buku tabungan dan lain-lain. Bantuan selanjutnya, pihaknya menerima timbangan, 5 unit komposter anaerob, 5 unit keranjang takakura, sarung tangan, bor listrik, perangkat dan bahan pembuatan sabun.
“Lalu di awal 2024, BSU Selaras Alam difasilitasi bangunan bank sampah yang hingga saat ini kami tempati. Selain bangunan pendampingan terus dilakukan dengan memberikan pelatihan mengompos, membuat sabun, membuat ecobrick dan hal lain agar bisa profesional menjalankan usaha bank sampah ini. Sangat luar biasa,” ucapnya.
Berkat pembinaan dari PLN tersebut, BSU Selaras Alam pun mampu “bersinar”. Amintri mengaku berkat bantuan bangunan dari PLN UIP KLT, dirinya banyak diundang sebagai pembicara dan mengisi pelatihan terkait pengelolaan sampah. Baik di lingkungan masyarakat, pemerintahan hingga pendidikan. Selain sebagai pembicara, dirinya dan kelompok aktif menyalurkan produk olahan sampah sebagai aksi sosial. Sehingga Dia dan pengurus juga lebih berani dan giat untuk mempromosikan bank sampah.
“Hingga nasabah kami pun meluas tidak hanya di RT kami saja, namun sampai ke RT lain bahkan di luar Kelurahan Damai Baru. Nasabah kami saat ini ada 74 orang, meski masih sedikit, namun dedikasi mereka tinggi. Bahkan sekali antar sampah, nasabah sampai pakai mobil sangking banyaknya,” ujarnya.
Sementara itu, General Manager (GM) PLN UIP KLT Raja Muda Siregar menjelaskan, setelah dua tahun pendampingan program, Bank Sampah binaan terus berkembang dari segi penambahan nasabah dan juga inovasi yang dilakukan. Hingga Maret 2024 ini total jumlah nasabah di 4 BSU mencapai 240 dan sudah berhasil mengurangi 12,36 Ton sampah anorganik serta memiliki beberapa inovasi pengelolaan sampah dikarenakan telah dilakukan beberapa kali pelatihan inovasi.
“Yang menarik, pada program BSU yang dipromosikan PLN UIP KLT ini adalah adanya aktivitas selain pengelolaan sampah anorganik saja melalui penimbangan, tetapi ada juga aktivitas pengolahan sampah organik sehingga tidak ada sampah yang akan terbuang sia-sia,” jelas Raja.
Inovasi lainnya yaitu menabung sampah, seperti yang dilakukan oleh BSU Selaras Alam pun melayani anggotanya dengan “Utang Sampah”. Yaitu memberikan pinjaman dana yang selanjutnya dibayar/dicicil dengan sampah. Selain itu juga memberikan stimulus berupa sembako seperti minyak goreng kepada nasabah yang dinilai aktif dan rajin bertransaksi dengan BSU.
“Kami mengapresiasi apa yang dilakukan Ibu Amintri, sosok Perempuan yang peduli dengan lingkungan dan memberikan value positif kepada masyarakat dengan memberikan pemahaman bahwa sampah dapat menghasilkan nilai ekonomi tersendiri. Harapan kami, sejalan dengan Pemerintah bahwa permasalahan tumpukan sampah dapat teratasi dengan adanya Bank Sampah Unit,” tutup Raja.
Tinggalkan Balasan